Sariagri - Saat ini tingkat deforestasi hutan menjadi lahan pertanian semakin marak, terjadi hampir di seluruh dunia. Salah satu pemicunya, meningkatnya kebutuhan pangan seiring bertambahnya jumlah populasi manusia. Kawasan Hutan Amazon di wilayah Brasil juga tidak luput dari deforestasi yang dikhawatirkan berdampak pada kerusakan lingkungan.
Dilansir dari Successful Farming, sekitar 80 persen deforestasi di wilayah Amazon dikaitkan dengan industri peternakan sapi karena permintaan ekspor daging yang terus meningkat. Meski begitu, industri daging di Brasil tetap berharap konsumen kembali ke daging sapi Amazon. Namun meski mereka mengklaim bebas dari deforestasi baru, kritikus di sana khawatir hal itu justru dapat secara efektif melegalkan deforestasi.
“Proyek pembangunan pertanian sebelumnya telah menyebabkan kehilangan sebagian besar vegetasi asli Brasil, tetapi para pendukung Amacro berjanji hal itu dirancang untuk mencegah deforestasi illegal,” ujar kritikus dikutip Successful Farming.
Pejabat pemerintah Brasil menjelaskan rencana untuk memproduksi lebih banyak daging sapi di lahan yang telah dibuka sebelumnya. Tetapi, jaksa federal di negara bagian Acre yang biasa menangani kejahatan lingkungan mengatakan dalam penyelidikan bersama The Guardian/Food & Environment Reporting Network, efek dari rencana itu seperti “melegalkan deforestasi yang sudah dilakukan”.
kementerian kehutanan Untuk diketahui, Amacro merupakan sebuah proyek agribisnis yang digagas Assuero Doca Veronez, pengusaha agribisnis berpengaruh di kawasan Amazon. Dia pernah mengatakan kepada media bahwa deforestasi identik dengan kemajuan.
Baca Juga: Lihat Peluang, Leonardo DiCaprio Jadi Investor untuk Industri Daging Budi DayaSektor Peternakan Harus Siap Hadapi Krisis Pangan
Veronez merupakan peternak sapi skala besar. Dalam menjalankan usahanya, Veronez bergantung pada jaringan peternak kecil yang sebagian besar kekurangan sumberdaya teknis dan finansial.
“Deforestasi bagi kami identik dengan kemajuan,” kata Veronez.
Menurut Veronez, peternakan sapi yang lebih intensif memungkinkan produksi daging lebih banyak di lahan lebih sedikit dan melindungi hutan dari deforestasi. Dia mengklaim menghasilkan sekitar 2,5 kali lebih banyak daging sapi dari rata-rata produksi negara bagian.
“Amacro dapat berkontribusi pada pelestarian kawasan ini,” katanya.
Namun, gagasan peralihan ke peternakan intensif dapat mengurangi deforestasi di Amazon dibantah para peneliti. Sebuah laporan dari University of California pada 2017 menyebutkan gagasan Veronez tentang rantai pasok ternak ke dalam operasi intensif sebagai pendekatan yang salah.
Video terkait: